Setelah kata sepakat terucap di Nabe IH2, Pansus bentukan tanpa legalitas pun mulai berjalan. Bang Ryanto dengan penerjemah ala kadarnya, Bang Miko, mulai melangkahkan kaki menuju GSO. Dan dengan bahasa yang sangat terbatas, alhamdulillah, harga sewa bus serta cara pembayaran telah digenggaman tangan.
Tak lama kemudian melalui "rembugan" dalam polling mailinglist, terputuskanlah, sewa bus dengan bantuan dana sisa PPI menjadi pilihan paling efektif dan effisien dibanding Alternatif lain. Atau dengan kata lain, Ebino ... kami datang !!!
Tepat tanggal 28 Desember 2008, melalui perjalanan yang melelahkan 2.5 jam, pukul 11.00, Pasukan PPI Miyazaki serentak menjejakkan kaki di bumi Ebino Plateu. Salju yang mulai mencair (atau memang nggak ada ya hihi), tak menyurutkan langkah laskar - laskar PPI Miyazaki untuk terus berfoto seraya mencari tempat yang tepat untuk mengisi perut yang mulai keroncongan.
Acara makan yang sudah terasa nikmat, semakin menjadi - jadi dengan tersajinya donat - donat yang renyah, sedap dan gurih mengoda ala Bu Renny. Donat yang konon katanya memerlukan waktu sehari semalam untuk meramu ini, sampai - sampai perlu mendapatkan pengawasan yang ketat seperti halnya BLT di Indonesia, sehingga pembagiannya harus betul - betul merata.
Seusai menunaikan sholat dhuhur serta kunjungan ke museum Ebino, wajah - wajah kenyang ini mulai mengarahkan langkah dengan rasa penasaran menuju skating ground artificial yang alhamdulillah, meski ramai, tapi selalu ada tempat untuk pejuang - pejuang kita hehe.
Memerlukan waktu kurang lebih 2 jam, hingga teriakan "Dji Sam Sue - Dji Sam Sue" mampu menggema di gelanggang skating Ebino. Kereta pemuda dan pemudi PPI yang memaksakan diri untuk bisa (redaksi: "mengaku bisa") berskating pun meluncur. Sesuai dengan hipotesis, yaitu : tidak adanya korelasi yang kuat antara lantang teriakan dengan keahlian berskating, seraya terbukti dengan beberapa kali gerbong - gerbong kereta dji sam sue ini terjatuh dan menikmati kerasnya es lapangan skating. Tercatat, dengan tidak pernah terjatuhnya Mbak Lia dan Aisyah, seakan menyimpulkan bagian gerbong depan dan belakang lebih aman dalam rangkaian kereta skating ini.
Seiring dengan matahari yang mulai condong ke barat, para pejuang memutuskan untuk mengakhiri penyiksaan terhadap kaki atas penggunaan bot skating, dan memutuskan untuk mulai memanjakan kaki di dalam onsen yang hangat dan bersahabat. Ali dan Sidiq yang terlalu bersemangat pun larut dengan menceburkan diri kedalam onsen kaki ini.
Hingga akhirnya tiba waktu untuk kembali ke alam tercinta, Pansus mulai memberi komando untuk memasuki kendaraan yang menyerupai kendaraan - kendaraan politik capres dan cawapres ini.
Yap satu hari di Ebino telah berakhir, namun kenangan yang ada terbawa hingga kini. Sampai bertemu di tujuan selanjutnya.
Segenap Pansus Ebino mengucapkan terima kasih atas kerjasama rekan - rekan sewaktu itu, serta memohon maaf dengan banyaknya kekurangan yang terjadi.
0 comments:
Posting Komentar